Aktor muda Arawinda Kirana kembali jadi sorotan. Baru-baru ini ia mengalami kondisi vaginismus.
Melalui
akun Instagramnya @arawindak, ia mengatakan kondisi vaginismus yang dialaminya
kian memburuk usai mengalami kekerasan seksual. Hingga saat ini, ia masih
berjuang agar bisa melawan kondisi tersebut.
Mengutip
dari berbagai sumber, vaginismus adalah kondisi yang menyebabkan otot-otot
vagina mengencang. Secara tidak sadar, otot vagina akan mengencang saat terjadi
penetrasi seksual, saat menggunakan tampon, atau saat melakukan pemeriksaan
panggul.
Secara
tidak sadar, otot vagina akan mengencang saat terjadi penetrasi seksual, saat
menggunakan tampon, atau saat melakukan pemeriksaan panggul.
Oleh
karena itu, kenali gejala dan penanganannya melalui artikel di bawah ini!
Gejala Vaginismus
Melansir
Cleveland Clinic, berikut ini sejumlah gejala vaginismus:
Vaginismus
bisa dikenali dari gejala seperti rasa tidak nyaman atau nyeri saat penetrasi
yang bisa sangat menyakitkan.
Orang
yang mengalami vaginismus mungkin kesulitan dalam berhubungan seksual atau
menjalani pemeriksaan panggul karena otot vagina mengalami kejang atau nyeri.
Untuk
mengatasi vaginismus seperti yang dialami oleh Arawinda Kirana, ada beberapa
metode pengobatan yang bisa dicoba. Beberapa di antaranya adalah senam Kegel,
terapi topikal, terapi dilator vagina, terapi perilaku kognitif, terapi seks,
dan teknik relaksasi.
Dengan
menggabungkan berbagai metode ini, diharapkan dapat membantu mengatasi
vaginismus secara efektif.
Penanganan Vaginismus
Penanganan
vaginismus melibatkan berbagai metode yang dapat membantu mengatasi kejang otot
vagina dan mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama penetrasi. Berikut
adalah beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan:
1. Pendidikan dan Konseling
Memberikan
pemahaman tentang vaginismus dan memberikan dukungan emosional kepada penderita
sangat penting. Konseling juga dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor
psikologis yang mungkin berkontribusi pada kondisi ini.
2. Senam Kegel
Latihan
senam Kegel dapat membantu memperkuat otot-otot panggul, termasuk otot-otot
vagina. Senam Kegel dapat membantu penderita lebih sadar dan memiliki kontrol
yang lebih baik atas otot-otot tersebut.
3. Terapi Dilator Vagina
Dilator
vagina adalah perangkat yang digunakan untuk secara bertahap memperluas
otot-otot vagina. Penderita dapat menggunakannya di rumah dengan bimbingan
dokter atau terapis untuk mengatasi ketegangan otot vagina.
4. Terapi Seks
Terapi
seksual dapat membantu pasangan untuk berkomunikasi secara terbuka,
meningkatkan keintiman, dan mengurangi tekanan yang mungkin terjadi selama
hubungan seksual. Hal ini dapat melibatkan konseling individu atau
bersama-sama.
5. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi
ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang
mungkin berkontribusi pada vaginismus. Fokusnya adalah pada perubahan pola
pikir yang mungkin memperkuat ketegangan otot.
6. Terapi Relaksasi
Teknik
relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau biofeedback dapat membantu
mengurangi kecemasan dan ketegangan otot, membantu individu merasa lebih nyaman
selama penetrasi.
7. Terapi Topikal
Penggunaan
krim atau pelumas dengan bimbingan dokter dapat membantu mengurangi
ketidaknyamanan selama hubungan seksual.
8. Konsultasi Medis
Penting
untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengecualikan kemungkinan adanya
penyebab fisik atau kondisi medis lain yang dapat memengaruhi vaginismus.
Tidak ada komentar: